70 MITOS TENTANG KEHILANGAN KESELAMATAN. MITOS

image

Mohon bersabar membaca artikel yang panjang ini. Penjelasan mengenai latar belakang ayat ini perlu saya sampaikan. Bacalah hingga selesai dan saya jamin, Anda akan diberkati.

Baru-baru ini saya menemukan sebuah blog yang menarik, yang menyatakan bahwa kita bisa kehilangan keselamatan kita dalam 70 cara. Untuk melihat daftar lengkapnya, anda dapat meng-klik tautan berikut : https://hischarisisenough.wordpress.com/2012/0606/70-ways-of-losing-your-salvation-1-stop-believing-luke-813/

Hari ini kita akan membahas mitos nomor 8: kita akan kehilangan keselamatan jika menjadi cabul atau mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau (Ibrani 12:16).

Ibrani 12 mungkin adalah salah satu pasal dalam Alkitab yang paling sulit untuk dipahami. Kunci untuk memahami Ibrani 12 ditemukan pada ayat 1, dan memahami arti dari kata-kata ‘dosa yang begitu merintangi kita’. Keseluruhan pasal 12 berbicara mengenai bagaimana Allah mendisiplin Anda untuk menyelesaikan masalah ‘dosa yang begitu merintangi Anda’.

Sebelum Anda mampu memahami hal ini, Anda bisa-bisa akan berpikir bahwa Allah mendisiplin anak-Nya dengan hukuman dan cambukan saat Anda berdosa. Jika salah memahami hal ini, pemahaman atas keseluruhan pasal akan menjadi keliru. Kita harus tahu bahwa Ibrani 12 ditulis sebagai penekanan apa yang telah ditulis oleh penulis kitab di pasal 10, bukan di pasal 11, karena pasal 11 juga merupakan penekanan pasal 10.

Juga perlu dicatat bahwa orang-orang yang disebut dalam Ibrani 11 sebenarnya bukanlah pahlawan iman. Mereka semata-mata adalah SAKSI.

Pertanyaannya, apa yang mereka saksikan? Jawabannya ditemukan pada Ibrani 10. Penulis menggambarkan sebuah ‘ruang sidang’ dan saksi pertama dipanggil. Orang-orang di Ibrani 11 adalah saksi-saksi berikutnya yang menunggu untuk dipanggil. Siapakah saksi pertama itu dan apa yang disaksikannya?

Saksi pertama kita adalah ROH KUDUS! Apa yang disaksikan-Nya?

15Dan Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita tentang hal ini. Pertama Ia berfirman:
16“Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
17dan AKU TIDAK LAGI MENGINGAT dosa-dosa dan kesalahan mereka.”
18Apabila semua dosa itu SUDAH DIAMPUNI, PERSEMBAHAN KORBAN KARENA DOSA TIDAK DIPERLUKAN LAGI.
~Ibrani 10:15-18

‘Persembahan korban karena dosa’ yang dimaksud adalah darah lembu jantan dan domba jantan. Sekarang hal itu tidak lagi dibutuhkan. Masalahnya, setelah menerima pengetahuan kebenaran ini, orang Yahudi tetap melanjutkan beribadah dengan sistem persembahan korban. Alasan mengapa Roh Kudus bisa bersaksi seperti yang ditulis di ayat 16-17 adalah karena Yesus tidak hanya mengampuni dosa Anda tapi juga menghapuskannya satu kali untuk selama-lamanya.

Jadi penulis kitab Ibrani memberitahu pembacanya, “Jika kamu sudah mengetahui hal ini tapi kembali meletakkan imanmu pada persembahan korban lembu jantan dan domba jantan, kamu sengaja berdosa” (ayat 26).

Saya telah menulis mengenai ‘sengaja berbuat dosa’ (sinning wilfully) dalam artikel terdahulu. Saya akan membahasnya kembali di sini.

Ayat-ayat yang membahas mengenai ‘sengaja berbuat dosa’ banyak disalahmengerti dengan mengira bahwa Yesus hanya menghapuskan dosa masa lalu Anda saja.

Berikut ayat-ayat tersebut dalam Jewish New Testament,

26 For if we DELIBERATELY continue to sin after receiving the KNOWLEDGE OF THE TRUTH, there no longer remains a sacrifice for sins, 27 but only the terrifying prospect of Judgment, of raging fire that will consume the enemies.[f]

28 Someone who disregards the Torah of Moshe is PUT TO DEATH without mercy on the word of two or three witnesses.[g] 29 Think how much worse will be the punishment deserved by someone who has trampled underfoot the Son of God; who has treated as SOMETHING COMMON the blood of the covenant[h] which made him holy; and who has insulted the Spirit, giver of God’s grace!
~Hebrews 10:26-29

Jika kita dengan sengaja terus berbuat dosa setelah menerima pengetahuan tentang kebenaran …

Dosa apa?

Itulah dosa yang disebutkan dalam Ibrani 12:1. SATU DOSA. SIN. Bukan ‘sins’. Dosa yang hanya mungkin Anda lakukan setelah Anda menerima pengetahuan tentang kebenaran. Sebelum menerima pengetahuan tentang kebenaran, Anda tidak bisa melakukan dosa ini. Inilah dosa yang ‘begitu merintangi kita’. Perhatikan, ‘kita’ yang dimaksud adalah orang Yahudi. Apa obat bagi dosa ini? Penulis Ibrani katakan, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12:2). Memandang kepada Yesus yang adalah awal dan penyempurna iman kita.

Jadi, dosa apa yang bisa disembuhkan dengan memandang Yesus?

Ini jawabannya:

Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia
~Ibrani 10:29

Anda menganggap najis darah Yesus bukan saat Anda berdosa. Anda menganggap najis darah Yesus saat Anda memperlakukan darah perjanjian itu SAMA DENGAN darah lembu jantan dan domba jantan.

Bagaimana bisa?

Darah lembu jantan dan domba jantan memberi Anda pengampunan tahunan, pengampunan yang sifatnya sementara.

Sementara darah Yesus membersihkan Anda dari dosa Anda selamanya karena dosa Anda DIHAPUSKAN! (Ya, bahkan yang belum Anda lakukan). Sebagian dari Anda mungkin berargumen bahwa dosa masa depan belum dihapuskan. Sekarang saya bertanya, saat Yesus mati apakah Anda sudah lahir? Semua dosa yang Anda lakukan sejak Anda lahir hingga sekarang adalah dosa masa depan dilihat dari salib.

‘Pengetahuan akan kebenaran’ adalah mengetahui bahwa korban yang dibawa berdasarkan Taurat, yaitu darah lembu jantan dan domba jantan TIDAK BISA menyelamatkan Anda. Hanya darah Yesus yang bisa.

Inilah ‘dosa’ spesifik yang dimaksud di atas, dosa yang disengaja: TIDAK MEMERCAYAI YESUS tapi malah memercayai darah lembu jantan dan domba jantan bisa menyelamatkan Anda. Dengan kata lain: kembali memercayai Taurat untuk memperoleh keselamatan.

Saat Anda membaca ayat-ayat ini dalam konteksnya, Anda akan memahami mengapa penulis Ibrani memanggil satu per satu para saksi dimana iman Kristus-lah yang menyelamatkan mereka. Mereka disebut sebagai orang benar karena iman yang Allah berikan kepada mereka.

Mungkin Anda pikir saya salah. Tapi coba lihat saksi-saksi itu. Bagaimana Nuh disebut orang benar? Dia seorang pemabuk. Bagaimana ia mendapatkan kebenarannya? Ibrani 11 mengatakan karena ia menjadi pewaris kebenaran. Kebenaran itu diberikan kepadanya sebagai hadiah.

By faith Noah, when warned about things not yet seen, in holy fear built an ark to save his family. By his faith he condemned the world and BECAME HEIR OF THE RIGHTEOUSNESS that is in keeping with faith
~Hebrews 11:7 New International Version

Bagaimana Abraham disebut orang benar? Dia seorang pengecut dan pembohong. Ibrani 11 memberitahu kita,

Karena iman Abraham TAAT, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya sebagai milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
~Ibrani 11:8

By faith Abraham, when called to go to a place he would later receive as his inheritance, OBEYED and went, even though he did not know where he was going.
~Hebrews 11:8 New International Version

Jika Anda membaca Kejadian 11, Anda akan melihat bahwa Abraham tidaklah taat, dia ragu untuk berangkat. Dia memang berangkat dari Ur, tapi singgah di Haran untuk waktu yang lama. Dia bergerak dari sana hanya setelah bapanya mati dan akhirnya tiba di More. Tapi toh Allah menyebutnya ‘orang benar’. Mengapa?

Kita lihat ayat 12,

Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

And so from this one man, and he AS GOOD AS DEAD, came descendants as numerous as the stars in the sky and as countless as the sand on the seashore.
~New International Version

Bagaimana mungkin Abraham memiliki keturunan besar yang tidak terhitung banyaknya, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut; disaat bukan hanya Sara saja yang mandul tapi Abraham juga. Kata ‘as good as dead‘ (diterjemahkan LAI sebagai ‘mati pucuk’) menunjukkan Abraham juga saat itu mandul. Saat Sara menerima rahim baru, Abraham juga menerima ‘vitalitas’ baru dalam dirinya.

Saya tanya, apakah Abraham benar-benar percaya kepada janji Allah? Jika benar demikian, tidak mungkin ada kisah Hagar. Jadi, sekali lagi kita lihat, Allah-lah yang tidak pernah ragu-ragu. Allah mengaruniakan kebenaran kepada Abraham dan tidak mengingat-ingat kesalahannya, terbukti di Ibrani 10 Abraham digambarkan sebagai seorang beriman yang sempurna.

Lihatlah Musa, yang “Karena iman telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan” (Ibrani 11:27). Coba kita lihat faktanya, Musa meninggalkan istana karena pembunuhan yang dilakukannya diketahui orang lain dan ia takut Firaun murka. Tapi toh Musa ‘dipuji’ karena imannya. Bagaimana bisa?

Hal-hal ini memberitahu kita satu hal yang sangat penting: BUKAN IMAN MEREKA YANG MENYELAMATKAN MEREKA. Adalah IMAN DAN KESETIAAN Allah yang menyelamatkan mereka.

Penulis Ibrani sebenarnya mengatakan kepada kita, mereka dituliskan di Ibrani bukan karena mereka pahlawan. Allah-lah pahlawan yang sebenarnya.

Jadi penulis kitab Ibrani ingin menggarisbawahi bahkan orang-orang perjanjian lama (old covenant) diselamatkan BUKAN karena ketaatan mereka beribadah dan mempersembahkan korban lembu jantan dan domba jantan sebagaimana dituntut oleh Hukum Taurat.

Lihat Ibrani 10: Bahwa Taurat hanyalah bayangan dari kabar baik (keselamatan) yang akan datang – bukan kabar baik itu sendiri. Karena alasan ini Taurat -dengan korban yang sama yang dipersembahkan setiap tahun-tidak akan mampu menyempurnakan orang yang datang untuk beribadah. Dengan kata lain, BUKAN Taurat yang menyelamatkan mereka. Mereka diselamatkan oleh iman. Jadi inti dari Ibrani 12 adalah pesan kepada orang Yahudi bahwa mereka tidak bisa selamat dengan mentaati Taurat.

Isu utama yang ingin disoroti oleh Ibrani 12 adalah orang Yahudi yang menolak memercayai Yesus, atau yang sudah memercayai Yesus TAPI yang berbalik kembali kepada sistem pengorbanan yang berlaku di Taurat. Inilah, sahabat, ‘dosa yang begitu merintangi kita’. Inilah dosa (SIN, bukan ‘sins’) yang obatnya adalah dengan memandang kepada Yesus, pencipta dan penyempurna iman kita.

[Mencucurkan darah yang disebut penulis pada ayat 4 bukan mengenai orang Kristen yang mati martir, tapi tekanan dan aniaya yang dialami Paulus dan rasul lain dari orang Yahudi yang ‘ngotot’ ingin berpegang kepada Taurat]

Jadi tema besar tentang pendisiplinan Allah adalah Allah mendidik Anda seperti seorang papa mendidik anaknya untuk berjalan di bawah kebenaran karena iman, bukan kebenaran karena melakukan Taurat. Penerjemahan terbaik yang menggambarkan hal ini dapat ditemukan dalam The Message:

God is educating you; that’s why you must never drop out. He’s treating you as dear children. This trouble you’re in ISN’T PUNISHMENT; it’s training, the normal experience of children. Only irresponsible parents leave children to fend for themselves. Would you prefer an irresponsible God?
We respect our own parents for training and not spoiling us, so why not embrace God’s training so we can truly live ? While we were children, our parents did what seemed best to them. But God is doing what is best for us, training us to live God’s holy best. At the time, discipline isn’t much fun. It always feels like it’s going against the grain. Later, of course, it pays off handsomely, for it’s the well-trained who find themselves mature in their relationship with God.
~Hebrews 12:4-11

Allah sedang mendidik kamu, karena itu kamu jangan putus asa. Dia sedang mendidik kamu sebagai anak yang dikasihi. Hal-hal yang kamu hadapi sekarang BUKANLAH HUKUMAN, itu adalah latihan, pengalaman yang normal dialami anak-anak. Hanya orangtua tak bertanggung jawab sajalah yang membiarkan anak-anaknya tak dididik. Atau, kamu lebih suka Allah yang tidak bertanggungjawab?
Kita menghormati orangtua kita karena mereka mendidik dan tidak membiarkan kita, lantas mengapa tidak menerima didikan Allah supaya kamu benar-benar hidup?
Saat kita masih kanak-kanak, orangtua kita mendidik kita sesuai dengan apa yang terbaik menurut mereka. Tetapi Allah mendidik kita sesuai dengan apa yang terbaik BAGI KITA, Ia mendidik kita supaya kita hidup maksimal dalam kekudusan-Nya.
Pada saat kita dididik, didikan itu terasa tidak menyenangkan. Rasanya sungguh tidak enak dan tidak nyaman. Tapi kemudian, tentu saja, orang yang menerima didikan akan menemukan diri mereka dewasa dalam hubungan mereka dengan Allah.

Jelas sekali dikatakan bahwa didikan BUKAN hukuman. Didikan-lah yang membuat kita dewasa. Tapi banyak orang yang menggunakan ayat ini untuk mengajarkan bahwa bencana dan penyakit datang dari Alah sebagai bentuk disiplin. Omong kosong!

Lihat ayat berikutnya,

Sebab itu kuatkanlah tanganmu yang lemah, lalu kuatkanlah lututmu yang goyah! Teruslah berjalan di jalan yang lurus, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
~Ibrani 12:12-13 terjemahan New International Version

Dengar.. saat Allah mendisiplin Anda, ANDA SEMBUH! Jangan protes ke saya. Saya hanya membaca sesuai konteks.

Saya ingatkan bahwa disiplin ini merujuk kepada orang Kristen-Yahudi yang tergoda untuk kembali ke Yudaisme karena beratnya tekanan dan aniaya, atau yang tergoda untuk tidak memercayai Yesus. Pada titik ini -jika Anda orang Yahudi- apabila Anda berbalik kembali kepada Yudaisme, Anda akan lolos dari aniaya dan diterima kembali dalam komunitas Yahudi.

Jika Anda menempuh jalan itu, penulis Ibrani katakan itu sama artinya Anda berpikiran pendek dan hanya peduli hal-hal yang sementara. Itu artinya Anda berpikir seperti Esau. Anda hanya berpikir mendapatkan berkat jangka pendek, dan menolak berkat yang telah diberikan kepada Anda lewat kelahiran baru Anda yang supranatural.

Anda lihat, ayat ini tidak berbicara mengenai dosa seksual, tapi mengenai ORANG YANG MENJUAL BERKAT ABADINYA DEMI KEPUASAN SINGKAT. Itu yang disebut sebagai orang cabul (fornicator).

Cabul: pornos (πόρνος, G4205)

Thayer Definition:
1. a man who prostitutes his body to another’s lust for hire
2. a male prostitute
3. a man who indulges in unlawful sexual intercourse, a fornicator

Strong’s Definition:
From πέρνημι pernēmi (to sell; akin to the base of [G4097]); a (male) prostitute (as venal), that is, (by analogy) a debauchee (libertine): – fornicator, whoremonger.

Namun ini TIDAK BERARTI orang Kristen yang melakukan dosa seksual akan kehilangan keselamatan mereka. Kata ‘cabul’ ini adalah ekspresi tentang tingkah laku seorang gigolo yang hanya memikirkan kepuasan singkat. Itulah gambaran bagi orang Kristen-Yahudi yang ingin kembali ke Yudaisme karena tak tahan menanggung aniaya dari sesamanya orang Yahudi.

Hal ini yang disoroti Paulus dalam Galatia 5:

Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?
~Galatia 5:7

Konteks kejadiannya adalah orang Galatia sudah menerima dan memulai dalam kasih karunia tapi berbalik kembali ke Taurat. Sehingga berlomba dengan baik sebenarnya adalah tetap berada dalam kasih karunia Allah. Bahkan Paulus mengatakan ia melatih dirinya supaya berdisiplin dalam perlombaan.

Jadi, kata disiplin yang dilihat dalam konteksnya, adalah menjaga Anda tetap di dalam kasih karunia, dan tidak kembali ke Taurat.

Mari kita lihat kembali Ibrani 12 :15-17:
15Jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah [jangan berbalik dari kasih karunia]. Jangan seorangpun menjadi seperti tumbuhan pahit yang tumbuh membesar dan menyebabkan banyak masalah karena racun pahitnya dan mencemari banyak orang. 16Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan. 17Kemudian, kamu tahu, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk mengubah apa yang telah dilakukannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Penyebutan nama Esau adalah cara lain untuk mengingatkan orang percaya, “Tetaplah di dalam kasih karunia Allah. Jangan seperti Esau yang hanya mengejar hal-hal yang memuaskan untuk waktu singkat, tapi kehilangan berkat yang abadi.”

Artinya, menurut penulis Ibrani, jika Anda menyerahkan hak lahir Anda sebagai orang Kristen dan kembali kepada Taurat/Yudaisme, Anda adalah seorang Esau.

Jadi ayat ini bukan mengenai dosa seksual.

Saya harap Anda bisa melihat apa yang saya sampaikan di dalam konteksnya. Harap dicatat bahwa penjelasan saya tidak berarti saya menyuruh orang berbuat dosa seksual sesuka mereka. Paulus mengingatkan bahwa tubuh Anda adalah Bait Roh Allah. Dia juga mengingatkan agar Anda tahu siapa Anda sebenarnya. Saat ini Anda memiliki hidup kebangkitan Kristus dan Anda sama sekali tidak membutuhkan kenikmatan seksual terlarang duniawi yang sifatnya sementara.

Saya berdoa untuk setiap orang yang melakukan dosa seksual, saya harap Anda tidak terhukum dengan ayat ini. Karena ayat ini memang tidak untuk menghukum Anda. Allah pun tidak menghukum Anda. Allah mengasihi Anda, Dia sudah mengampuni dan membersihkan Anda. Terlepas dari apa yang telah Anda lakukan, Anda telah datang ke gunung permai yang bernama Sion. Terimalah pengampunan dan kesembuhan Anda.

22Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, 23dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, 24dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
~Ibrani 12:22-24

Semoga Anda diberkati. Jangan kuatir, Anda tetap selamat. Sekarang pergilah kepada Yesus dan jadilah sembuh.

[Simon Yap : 70 Myths on Losing Your Salvation (8): Being Sexually Immoral, or godless like Esau; 15 June 2012]

https://hischarisisenough.wordpress.com/2012/06/15/70-myths-on-losing-your-salvation-8-being-sexually-immoral-or-godless-like-esau-4/